Dari ufuk timur terlihat sebuah sinar yang begitu terangnya menggantikan cahaya rembulan yang mulai bersembunyi. Cerahnya pagi telah menggantikan malam. Bintang-bintang di langit bersembunyi dari pandangan manusia. Begitulah perjalannan waktu, pergantian masa yang sudah menjadi sunnatullah. Allahlah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam.
Pagi itu kami (aku dan rombongan) meluncur ke kota Tuban. Berangkat pukul 07.000 dari Sayung (sebuah daerah paling barat di kota Demak yang berbatasan dengan kota Semarang). Dengan jumlah kurang lebih 50 orang kami menggunakan bus menuju Kadilangu, sebuah desa dimana terdapat salah satu makam walisongo yaitu Raden Syahid yang kita kenal dengan sebutan Sunan Kalijaga. Iya… perjalanan kali ini adalah -rihlah wisata ziarah- perjalanan berkunjung/berziarah ke beberapa makam walisongo dan wisata tadabbur alam ke “Goa Akbar”. Makam walisongo yang kami kunjungi adalah makam Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Sungguh perjalanan yang penuh makna jika manusia mau berfikir tentang semua ciptaan-Nya. Semua kejadian yang terjadi di bumi Allah ini termasuk peristiwa kematian. Salah satu tujuan kita berziarah adalah untuk memngingat kematian. Sebagaimana Rasulullah tidak melarang umatnya untuk melakukan ziarah kubur tak lain adalah agar kita manusia mau mengingat peristiwa kiamat kecil ini. Sebuah peristiwa yang akan dialami oleh setiap insan yang bernyawa. Termasuk Waliyullah yang kami kunjungi kali ini, kiamat kecil itu sudah mendatangi meraka. Kematian tidak kenal siapa, kapan dan dimana. Kalau Allah sudah memerintahkan Izrail untuk mencabut nyawa maka kita manusia tidak bisa menghindar, berlari untuk menyelamatkan diri bahkan bersembunyi sekalipun. Sebuah pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh Sang Hujjatul Islam Imam Ghazali kepada muridnya, “Apa yang paling dekat dengan kita?” beberapa muridnya ada yang menjawab yang paling dekat dengan kita adalah orangtua kita, anak kita, saudara kita. Semua jawaban itu benar kata Sang Imam, tapi ketahuilah ada yang lebih dekat dengan kita yaitu kematian. Sudah menjadi ketetapan Allah kalau kamatian ini dekat dengan kita. Karena kemanapun dan dimanapun kita berada dia akan menjemput kita. Karena itu persiapkanlah bekal kita untuk perjalanan hidup selanjutnya sebelum yang menjemput kita datang.
Sudah tidak menjadi rahasia lagi kalau peristiwa kematian ini menjadi rahasia Allah. Manusia tidak tahu kapan, dimana dan dalam kondisi sedang apa dia akan kedatangan tamu yang bernama Izrail. Ada sebuah rahasia kenapa Allah merahasiakan tentang kematian ini. Pertama, agar kita tidak “cinta dunia”. Salah satu penyakit hati yang menjadikan kita lupa akan akhirat, lupa akan ada hidup setelah mati, lupa bahwa semua amal kita di dunia ini harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta. Itulah rahasia pertama kenapa Allah merahasiakan kematian agar kita tidak cinta kepada dunia hingga membuat kita lupa akan ada kehidupan setelah kematian. Kedua, tidak menunda amal kebaikan. Kalaupun kita diberi tahu bahwa besuk kita akan mati sudah sangat wajar dan pasti kita akan berbuat baik untuk hari ini. Tapi kenapa kematian tidak diberi tahukan sebelumnya, hal itu karena agar kita tidak lagi menunda-nunda untuk berbuat baik. Kita tidak tahu, mungkin satu menit, satu jam, satu hari, satu minggu atau kapan pun kita akan mati. Maka dengan begitu kita akan senantiasa berusaha berbuat kebaikan untuk mempersiapkan bekal jika sewaktu-waktu Izrail datang. Ketiga, mencegah maksiat. Orang mati itu sesuai dengan kebiasaanya. Tidak jarang kita temui, kita mendengar berita orang mati dalam kondisi mabuk, orang mati dalam kondisi bermaksiat (na’udzubillah mindzalik). Jangan sampai kita mempunyai kebiasaan buruk yang nantinya bisa membawa kita sampai pada ujung hidup kita. Mati dalam kondisi su’ulkhotimah. Yang kita harapkan adalah mati dengan akhir yang baik. Semoga… dan yang keempat kenapa Allah merahasiakan kematian adalah karena Dia ingin hambanya menjadi manusia yang cerdas. Hamba yang cerdas mampu mengubah sesuatu yang bersifat fana (rusak) menjadi baqa (kekal). Mengubah kehidupan dunia yang fana menjadi kekal. Mengubah harta yang fana yang dia miliki menjadi harta yang kekal. Bersedekah mampu mengubah harta kita yang fana menjadi kekal, menjadi infestasi yang dapat kita nikmati manfaatnya sampai besuk di akherat….
Dia tamu yang tak diundang, tamu yang datang atas perintah Allah. Yang siap menjemput kita kapan pun dan dimanapun. Dialah Izrail Sang Pencabut nyawa. Sudahkah kita siap untuk menyambut kedatangnnya…? Mari persiapkan mulai detik ini…untuk menyambut kehadirannya karena kita tidak tahu kapan dia akan datang…yang pasti kiamat kecil ini sudah mendatangi para pendahulu kita, kini tinggal menunggu giliran kapan kiamat itu datang kepada kita…
No comments:
Post a Comment