Wednesday, February 20, 2008

Menerjang Banjir

Maksud hati mau menghindari banjir. E e..e.. ternyata malah terjebak banjir. Begitulah kejadian kemaren sore ketika saya pulang kantor. Hujan akhir2 ini memang membuat kota Semarang betul2 terapung. Bukan saja kaline yang banjir (seperti lagu : Semarang kaline banjir) tapi sampe ke jalan2nya ikut banjir juga. Walhasil saya harus menempuh rute yang lumayan agak jauh untuk pulang/pergi kantor agar terhindar dari banjir. Jarak yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit sekarang bisa sampe 1 jam lebih gara2 harus muter untuk menghindari banjir. Seperti biasa saya pulang dari kantor pukul 17.00 dengan mengendarai motor . Waktu itu cuaca sedikit mendung tapi tidak hujan, tapi karena semalem habis hujan tanpa henti pasti jalan kaligawe masih banjir jadi saya pikir lebih aman kalau lewat jalan lain. Akhirnya saya memutuskan untuk lewat jalan Pemuda – Jl.Agus Salim – Jl.Pattimura – Jl.Citarum – Jl.Soekarno Hatta – Jl. Wolter Monginsidi dan kemudian tembus ke pertigaan Genuk. Ternyata e...e... ternyata belum sampe di pertigaan Genuk tepatnya di sepanjang jalan Banjardawa air sudah menutup jalan itu kira2 setinggi setengah roda motor. Padahal pagi hari itu saya juga lewat jalan itu dan belum banjir dan anehnya seharian itu pun tidak turun hujan. Kenapa bisa banjir ya...? Dapat air kiriman kali ya...? Begitulah kalau sudah kehendak-Nya, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Air sudah menggenang menutupi jalan. Jalanan macet cet...Biasa jam segitu memang jam2 sibuk saatnya para pekerja pada pulang kerja ditambah banjir dan banyak jalan yang berlubang jadi hal itu membuat setiap kendaraan yang lewat harus ekstra hati2. Termasuk saya juga terjebak banjir dan macet. Terpaksa deh harus berbasah-basah untuk melewati banjir itu. Alhamdulillah ... lega rasanya setelah akhirnya saya berhasil melewati banjir itu meskipun harus melalui antrian panjang. Legaaaa....
Ada satu pelajaran dari kejadian yang saya alami tersebut. Disaat manusia ditimpa musibah apa pun bentuknya apakah itu berupa masalah atupun bencana dibutuhkan kesabaran. Sama disaat itu pula kesabaran saya sedang diuji. Karena waktu itu saya harus bersabar disaat badan ini cape selesai pulang kerja, di hadang banjir ditambah lagi dengan antrian panjang karena macet. Lengkap sudah rintangan yang harus saya lalui untuk pulang menuju ke rumah. Tapi alhamdulillah nya waktu itu tidak turun hujan. Coba kalau hujan, wah tambah berbasah-basah deh. Selain sabar manusia harus juga pandai bersyukur. Masih untung rumah kita gak kebanjiran. Kalau kita tengok masih ada saudara2 kita yang rumahnya keanjiran. Benar kalau ada ungkapan mengatakan : untuk urusan duniawi lihatlah ke bawah agar kita pandai bersyukur. Kalau kita masih bisa naik motor cobalah lihat pengendara sepeda ontel, mereka harus cape mengayuh sepeda sedangkan kita tinggal tancap gas. Bagi pemakai sepeda ontel lihatlah pejalan kaki. Begitu seterusnya. Nah...jadi peristiwa banjir jangan dilihat sisi ruginya saja, tatap juga segi positifnya. Hikmah dibalik peristiwa mungkin akan membuat diri kita lebih terasah. Cobalah untuk menemukan hikmah di setiap kejadian yang menimpa diri kita. Allah Swt pasti punya rencana di setiap iradah-(kehendak)–Nya. Semoga kita bisa menuai hikmah di setiap kejadian. Amien ...

No comments: