Sore itu menjelang maghrib terdengar bunyi nada dari HP saya. Setelah aku buka rupanya ada pesan yang masuk, sebuah SMS dari seorang teman yang meminta saya untuk mengisi sebuah kajian adik-adik ROHIS di sebuah SMA di Demak.”Bs ngisi kajian perdana di SMA 3 bsk Sbt jm.12 tema bebas?” begitu pesan tulisan yang saya terima. “Insya Allah bs”, aku mereplay sms nya.
Sabtu 26 April, saat itu matahari cerah sekali memancarkan sinarnya sehingga terasa panas pada siang hari itu. Hari itu aku ada janji untuk mengisi kajian di SMA 3. Jarum jam menunjukkan pukul 11.30 aku pun bersiap-siap berangkat memenuhi permintaan temanku itu. Tepat jam dua belas kurang seperempat menit aku meluncur dari rumah menuju ke SMA 3 yang berjarak kurang lebih 13 km. Perjalanan menuju kesana sedikit kurang lancar karena jalanan macet. Rupanya masih ada perkerjaan perbaikan jalan yang rusak, tahu sendiri akibat tingginya curah hujan akhir2 ini membuat jalan sepanjang pantura banyak yang berlubang. Dengan menaiki sepeda motor saya terus melewati jalan yang penuh dengan sirtu (pasir & batu). Debu beterbangan kemana-mana seolah menyapa setiap orang yang melewati jalan itu. Si debu pun menyapa saya. Benda kecil itu hampir masuk ke mata saya, alhamdulillah dengan sigap mata ini berkedip seolah melindungi indera penglihatan ini dari serangan debu itu. Dan debu itupun tidak berhasil masuk ke dalam mata. Begitu hebatnya pencipta indera penglihatan manusia ini. Tanpa kita sadari atau tidak Allah telah menggerakkan mata kita, melindungi mata kita dan mengusap mata kita setiap kali ada ”musuh” mau menyerang. Sungguh kita sebagai makhluk-Nya pantas bersyukur karena begitu besar karunia Allah yang diberikan kepada manusia. Itu baru nikmat kedipan mata. Begitu besarnya bahkan kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Pernah saya membaca sebuah buku bahwa manusia berkedip sebanyak 60-80 kali dalam semenit. Ambilllah rata2 kita berkedip sebanyak 70x dalam satu menit. Coba mari kita hitung; dalam satu jam kita berkedip 70x60=4.200 kali. Kalau dalam sehari kita berkedip sebanyak 4.200x24=100.800 kali. Itu berarti Allah telah mengusap mata kita sebanyak 100.800 kali dalam sehari. Dan itu baru hitungan satu hari. Sekarang ini kita sudah hidup di dunia berapa hari, berapa minggu, berapa bulan bahkan berapa tahun?. Tak terhitung berapa kali Allah mengusap mata kita. Tanpa kita perintah Allah selalu dan tidak henti2nya mengusap mata kita, selain itu juga setiap kali mata kita kemasukan benda asing pasti akan mengeluarkan air mata yang berfungsi untuk melumasi mata ini supaya tidak iritasi. Itu semua gratis tanpa dipungut biaya. Coba kalau kita diminta bayaran sudah berapa rupiah yang harus kita keluarkan untuk membeli ”oli pelumas” mata. Syukur tiada terkira aku persembahkan untuk-Mu Ya Allah.... Begitu besar Cinta-Mu pada setiap makhluk.
Akhirnya... sampai juga saya di SMA 3 ...
Setibanya disana sudah masuk waktu dhuhur, saya pun menuju ke Musholla untuk menunaikan sholat,
Bertemu & bersilaturrahim dengan adik2 ROHIS yang bersemangat mengikuti kajian siang itu,
Tepat pukul 14.15 kajian berakhir saya pun pulang menuju ke rumah
Hari itu sungguh hari yang menyenangkan...
Jadi ingat sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Afgan...
judulnya ”Terima Kasih Cinta” Syairnya aku kutip di bawah tulisan ini karena menginspirasi saya untuk selalu bersyukur...
-----------
Tersadar, didalam sepi ku,
setelah jauh melangkah.
Cahaya kasih-Mu, menuntun ku,
kembali dalam, dekap tangan-Mu.
Terima kasih ”Cinta”,
untuk segalanya,
Kau berikan lagi,
kesempatan itu.
Tak akan terulang lagi,
semua…
kesalahan ku,
yang pernah menyakiti-Mu.
Tanpa-Mu, tiada berarti,
tak mampu lagi berdiri.
-----------------
Terima kasih Ya Allah atas segala nikmat & karunia-Mu
Masih Engkau beri hamba kesempatan hidup
Maafkan hamba-Mu ini yang seringkali lupa menyukuri setiap detik ni’mat-Mu
Semoga Engkau mengampuni dosa2 hamba &
Hamba tak kan mengulangi kealphaan & kekhilafan di masa lalu
Tiada yang dapat menjaga kehidupan hamba ini kecuali hanya Engkau
Karena Engkau lah Yangmencipta dan Engkau pula Yangmenjaga